Jumat, 13 Januari 2012

Teknik-Teknik Supervisi


Teknik adalah suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat menurut (Hariwung, 1989). Seorang supervisor harus memilih teknik-teknik khusus yang serasi. Teknik sebagai suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat; teknik dipakai menyelesaikan tugas yang dikerjakan sesuai rencana, spesifikasi atau tujuan yang dikaitkan dengan teknik yang bersangkutan. Suatu teknik mungkin sederhana, misalnya menggunakan "mesin mimeograf" untuk menggandakan pengumuman atau laporan yang dikirimkan kepada guru-guru; atau teknik dapat lebih rumit, misalnya membantu mengevaluasi pekerjaan mereka. Jadi teknik supervisi adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk menyelesaikan tugas supervisi dalam mencapai tujuan tertentu.
Teknik supervisi adalah atat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Menurut Sahertian (2008:52) teknik supervisi dapat dibagi atas dua bentuk yaitu: 1) teknik yang bersifat indivdual dan 2) teknik yang bersifat kelompok. Teknik Individual adalah teknik yang dilaksanaan oleh seorang guru oleh dirinya sendiri, sedangkan kelompok adalah dilakukan oleh beberapa orang atau bersama. Sebagaimana dikemukakan Sahertian (2008:52) sebagai berikut:
Teknik individual terdiri atas: kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, inter visitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untuk belajar, dan menilai diri sendiri, sedangkan teknik kelompok terdiri atas: pertemuan orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, tukar menukar pengalaman, lokakarya, diskusi panel, seminar, simposium, demontrasi mengajar, perpustakaan jabatan, buletin supervisi, membaca langsung, organisasi profesi, perjalanan sekolah.

Supervisor hendaknya dapat memilih teknik supervisi yang tepat, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Pidarta (1992:87) teknik supervisi meliputi:
1.    Teknik supervisi yang berhubungan dengan kelas; yaitu: a) teknik supervisi observasi kelas, dan b) teknik supervisi kunjungan kelas.
Tujuan dari observasi kelas ialah ingin memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam proses belajar mengajar. Melalui data tersebut, supervisor dapat melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Pada teknik kunjungan kelas dalam supervisi, supervisor mengadakan observasi dalam satu pertemuan yang terdiri dari satu sampai tiga jam. Waktu observasi tersebut berguna untuk mengamati secara lengkap segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
Tujuan yang diinginkan oleh teknik kunjungan kelas adalah: (1) membantu guru yang belum berpengalaman, (2) membantu guru yang telah berpengalaman tentang kekeliruan yang dia lakukan, (3) membantu guru pindahan yang belum jelas tentang situasi dan kondisi kelas yang dikerjakan, (4) membantu melaksanakan proyek pendidikan, (5) mengamati perilaku guru pengganti, (6) mendengarkan nara sumber mengajar, (7) mengamati tim pengajar melaksanakan tugasnya pada siswa dalam kelompok kecil/kelompok besar, (8) mengamati cara mengajar bidang studi yang istimewa, (9) membantu menilai pemakaian media pendidikan (Pidarta, 1992).
2.    Teknik supervisi klinis;
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bentujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Supervisi klinis adalah proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku rnengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.
Supervisi berdasarkan pengalaman di lapangan dalam menangani obyek-obyek yang beragam kemudian dianalisis terlebih dahulu sebelum menentukan pendekatan dan metode yang akan dipakai agar pekerjaan itu berhasil. Pengamatan yang dilakukan oleh supervisor harus mendalam dan holistik untuk menemukan karakteristik yang disupervisi.
3.  Teknik Supervisi Individual yaitu: a) teknik supervisi perkembangan, b) teknik supervisi direncanakan bersama, c) teknik supervisi sebaya, d) teknik supervisi memanfaatkan siswa, e) teknik supervisi dengan alat-alat elektronik dan f) teknik supervisi dengan pertemuan informal.
Supervisi yang direncanakan bersama adalah supervisi yang telah direncanakan bersama oleh supervisor dan guru-guru yang dibimbingnya. Dalam perencanaan itu sudah ditentukan dan dibahas tentang: (1) bidang studi apa/pokok bahasan apa yang akan dikerjakan; (2) apa yang akan dituju oleh bidang studi/pokok bahasan tersebut; (3) konsep-konsep yang berhubungan dengan cara-cara mencapai tujuan; (4) kapan rencana itu akan dilaksanakan; (5) siapa saja yang akan dilibatkan dalam proses tersebut; (6) bagaimana prosedur supervisi yang akan dilaksanakan.
Dalam negara yang sudah maju, supervisi dapat dilakukan dengan menggunakan alat elektronika yang dipasang dalam kelas.  Bila supervisor ingin mengobservasi kelas, supervisor tinggal mengaktifkan alat yang terpasang di setiap kelas.Teknik mengunjungi sekolah lain dilakukan ke sekolah yang sudah maju. Sekolah yang sudah maju biasanya menjadi kebanggaan pengelola sekolah di tempat itu. Mereka menceritakan kemajuan itu kepada guru sekolah lain atau mereka mengadakan kunjungan ke sekolah yang lebih maju. Bila kunjungan dilakukan seperti itu maka supervisi dengan mengunjungi sekolah lain sudah dijalankan. Supervisor dapat memanfaatkan pertemuan-pertemuan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi guru-guru yang dibinanya. Pertemuan-pertemuan pendidikan berupa: diskusi panel, simposium, diskusi formal, dan sebagainya. Supervisor bekerjasama dengan kepala sekolah dengan mengirim beberapa guru untuk mengikuti pertemuan itu.  Dalam hal ini tugas guru yang dikirim adalah: (1) menyiapkan diri tentang hal yang akan dibahas dalam pertemuan, (2) menjadi peserta yang baik dan bertanggung jawab dalam pertemuan, (3) membuat ringkasan hasil pertemuan, (4) melaporkan hasil pertemuan kepada supervisor, (5) melaksanakan hasil pertemuan itu di sekolah.  
Pertemuan informal adalah pertemuan-pertemuan yang tidak direncanakan waktu dan tempatnya. Pertemuan bisa terjadi sewaktu-waktu dan di mana saja bila diperlukan. Dalam pertemuan informal guru lebih melakukan ekspresi dibandingkan dengan pertemuan formal. Sedangkan rapat perlu dibedakan dengan pertemuan formal, ialah karena dalam rapat semua guru ikut terlibat, sedangkan dalam pertemuan formal belum tentu semua guru terlibat. Biasanya rapat guru diadakan secara berkala (misal 3 bulan sekali) atau menurut kebutuhan.
Tugas supervisor adalah mengarahkan dan membimbing para guru dalam proses belajar mengajar (Pidarta, 1992). Dengan adanya pengarahan dan pembimbingan dari supervisor, seorang guru diharapkan dapat: (1) membuat perencanaan mengajar, (2) melaksanakan pembelajaran, (3) menilai proses dan hasil belajar siswa, (4) mempunyai sikap dan sifat yang baik; ini ditandai dengan: adil, percaya dan suka kepada siswa, sabar dan rela berkorban, memiliki wibawa terhadap siswa, penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik dengan masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajaran, suka kepada mata pelajaran yang diberikannya, dan berpengetahuan luas (Purwanto, 2003) (5) mempunyai peran yang baik, yang bisa dilihat dari penceramah, nara sumber, fasilitator, konselor, pemimpin kelompok, tutor, manajer, kepala laboratorium, perancang program, dan manipulator yang dapat mengubah situasi belajar Oliva (dalam Sahertian, 1994).
Agar supervisi yang dilakukan supervisor mencapai hasil yang baik, hendaknya supervisor: (1) bersikap bersahabat, (2) mendengarkan pembicaraan dan hati-hati, (3) berusaha meningkatkan partisipasi, (4) ikut menyumbang teknik menganalisis permasalahan dan mencari sebab-sebabnya, (5) memberi saran-saran, (6) mencatat rencana dan saran-saran, (7) berusaha agar sebab-sebab permasalahan diketemukan secara jelas, (8) buat ringkasan tentang ide-ide, kesimpulan, dan keputusan, dan (9) membuat penilaian tentang pertemuan itu (Pidarta, 1992).
Sesuai dengan pembahasan masalah supervisi dalam penelitian ini, maka aspek-aspek yang perlu disupervisi meliputi:
a.    Kurikulum: dalam kaitannya dengan kurikulum, maka hal-hal yang perlu disupervisi adalah: 1) pemahaman guru terhadap kurikulum, 2) penjabaran guru terhadap teknik penilaian, 3) penjabaran dan penyesuaian kurikulum.
b.    Kegiatan belajar mengajar yang meliputi: 1) rencana pekan efektif, 2) penyusunan program tahunan oleh guru, 3) penyusunan program catur wulan oleh guru, 4) membuat satuan pelajaran, 5) membuat rencana pengajaran, 6) membuat analisis materi pelajaran, 7) analisis ulangan harian,8) pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, 9) program kokurikuler, 10) program bimbingan dan konseling, dan 11) jurnal kegiatan belajar mengajar.
Supervisor pada lembaga pendidikan dalam mengarahkan dan membimbing guru agar mencapai hasil yang baik, supervisor harus membuat angket penilaian sebagai alat bantu pada saat supervisor mengadakan supervisi. Angket-angket yang harus dibuat antara lain: (1) lembar monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (2) pengendali jadwal pelajaran, (3) pemantauan pelaksanaan ulangan umum, (4) pemantauan ujian akhir, (5) lembar supervisi administrasi sekolah, (6) lembar supervisi administrasi kelas; (7) lembar observasi kelas.
Saat ini ada kemungkinan supervisi untuk masa yang akan datang. Di antara kemungkinan itu adalah meninjau supervisi dari sudut guru, dari sudut politik Negara dan dari segi kondisi Negara maupun daerah yang masing-masing dapat dilaksanakan sesuai dengan perkembangan yang berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KONTRIBUSI PEMIKIRAN HUKUM NAHDLATUL ULAMA

Lembaga Bahtsul Masail ialah sebuah Lembaga yang berfungsi sebagai forum diskusi antara para ulama serta kaum intelektual guna membahas pe...